.Unit Pembangkitan (UP) Cirata mengoperasikan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) menggunakan energi air dari waduk (danau) Cirata yang bersumber dari aliran sungai Citarum di Jawa Barat, terletak di Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru, Plered, Purwakarta, Jawa Barat, tepatnya sekitar 60 km sebelah Barat Laut kota Bandung atau 100 km dari kota Jakarta melalui Purwakarta. UP Cirata memiliki 8 unit pembangkit listrik dengan total daya terpasang 1.008 MW dengan produksi energi listrik rata–rata 1.428 GWh per-tahun.
UP Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara, dengan bangunan Power House 4 lantai di bawah tanah yang mengoperasikannya dikendalikan dari ruang kontrol Switchyard berjarak sekitar 2 km dari mesin–mesin pembangkit yang terletak di Power House.
1. Waduk Cirata
Genangan air di waduk
cirata ini berasal dari aliran dari waduk saguling
yang letaknya lebih tinggi. Sedangkan aliran air waduk c
irata nantinya akan menuju wad
uk jatiluhur. Jadi gambaran proses perjalanan si air ini kura
ng lebihnya seperti ini.
Jadi air dari saguling ini terus menerus dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Pertama-tama air memutar turbin PLTA
saguling, jadilah listrik. Lalu air buangan dari PLTA ini masuk waduk cirata dan kemudian memutar turbin PLTA Cirata, jadi listrik lagi. Air buangan dari
PLTA Cirata kemudian masuk waduk jatiluhur. Lagi-lagi mereka
memutar turbin PLTA
Jatiluhur dan menghasilkan energi yang sangat penting di kehidu
pan manusia modern ini.
Gambar 1. Proses Penyaluran Air
Gambar 2. Waduk Cirata
Waduk Cirata, selain berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) danau yang berketinggian sekitar 223 meter di atas permukaan laut
itu, dikelilingi bukit menjadikan keindahan alam yang sangat menarik. Danau Cirata akan dikembangkan menjadi tempat educationol tourism bagi para
pelajar dan mahasiswa dan sarana rekreasi, terutama rekre
asi air seperti halnya Obyek Wisata Jatiluhur
1. Sejarah Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata
Latar belakang pendirian PLTA ini adalah letak sungai Citarum yang su
bur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang tinggi. PLTA Cirata, sejak pertama dioperasikan pada tahun 1988 dikelola oleh PT. PLN (persero) Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat (PT. P
LN KJB) Sektor Cirata. Pada tahun 1995 terjadi restruktirisasi di PT PLN (Persero) yang mengakibatk
an pembentukan 2 anak perusahaan pada tanggal 3 Oktober 1995, yait
u PT. PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa-Bali (PT. PLN PJB 1) dan PT
. PLN Pembangkit
Tenaga Listrik Jawa-Bali (PT. PLN PJB 11), sehingga Sektor Cirata masuk wilayah kerja PT PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa-Bali 11. Kemudian pada tahun 1997, Sektor
Cirata berubah nama menjadi PT PLN Pembangkit Tenaga Listrik J
awa – Bali 11 Unit Pembangkit CIRATA (UP CIRATA).
Pembangunan PLTA Cirata selain dibiaya langsung oleh Pemerintah Indonesia melalui dana APBN dan Non APBN serta dana PLN juga mendapat bantuan pinjaman dari luar neger
i, yaitu :
1. IBRD (International Bank for Recontruction and Development)
2. CDC (Commonth Wealth Development Cooperation)
3. SC (Suppliers Credits)
4. Pemerintahan Austria.
Total biaya pembangunan PLTA Cirata meliputi :
· Cirata 1 sebesar $ 565.000.000,00 US Dollars
· Cirata 2 sebesar terdiri :
- Rp. 132.272.182.061,00,-
- SFR 997.291,00,- (nilai kontrak dilaksanakan pada tahun 1993 dan 1994)
- NTD 207.933.845,00
- Yen 2.791.593.431
Gambar 3. Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata
1. Produksi dan sistem pengoperasian
Kegiatan usaha inti dari PLTA Cirata adalah pembangkit ten
aga listrik dengan total daya terpasang 1.008 Mega Watt (MW), terdiri atas Cirata 1 (4 Unit masing-masing operation daya terpasang 126 MW) yang mulai dioperasikan tahun 1988 dengan total daya terpasang 504 MW, dan Cirata 11 (4 Unit masing-m
asing 126 MW) yang mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya terpasang 504 MW. Cirata 1 dan 11 mampu memproduksi energi listrik rata- rata 1.428 GWh per tahun yang
kemudian disalurkan melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 KV ke system interkoneksi Jawa–Bali.
Tabel Kapasitas Daya Listrik dan Tanggal Mulai Beroperasi Masing-masing Unit Pembangkit
Jenis Pembangkit | Mulai Beroperasi | Kapasitas |
PLTA Unit 1 | 25 Mei 1988 | 126 MW |
PLTA Unit 2 | 29 Februari 1988 | 126 MW |
PLTA Unit 3 | 30 September 1988 | 126 MW |
PLTA Unit 4 | 10 Agustus 1988 | 126 MW |
PLTA Unit 5 | 15 Agustus 1997 | 126 MW |
PLTA Unit 6 | 15 Agustus 1997 | 126 MW |
PLTA Unit 7 | 15 April 1998 | 126 MW |
PLTA Unit 8 | 15 April 1998 | 126MW |
Total | 1008 MW |
Untuk menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 GWh, di oper
asikan 8 buah turbin dengan kapasitas masing–masing 120.000 KW dengan putaran 187,5
RPM. Adapun tinggi air jatuh efektif untuk memutar turbin 112,5 meter deng
an debit air meksimum 135 m3/detik. Turbin yang digunakan di waduk Cirata adalah Turbin Francis, spesifikasinya adalah :
Tipe : Francis, Vertical Shaft
Produksi : VOEST-ALPINE
Rate Net Head : 106,8 m
Rated Output : 129,6 MW
Kecepatan : 187,5 rpm
Debit pada kondisi diatas : 132,5 m3/s
Runaaway speed : 400 rpm
Spiral Case inlet diameter : 4300 mm
Draft Tube outlet diameter : 6400 rpm
Diameter Runner : Dth = 3400 m
Jumlah Runner Blade : z = 16
Jumlah Guide Vane : z = 24
Bukaan maksimum Guide Vane : 260 mm
Ketinggian Guide Vane : 980 mm
Jumlah Servomotor : 2
Tekanan normal operasi guide vane : 55 kg/cm2
Tekanan oli minimum guide vane : 38,5 kg/cm2
Langkah servomotor : 440 mm
Diameter piston servomotor : 400 mm
Mengoperasikan unit pembangkit Cirata dapat dilakukan dengan 3 mode system
mengoperasikan :
1. Mode operasi local manual, yaitu sistem pengoperasian yang dilakukan oleh operator secara manual dari panel unit kontrol Power house
2. Mode operasi local auto, yaitu sistem pengoperasian yaitu dilakukan oleh operator secara automatic dari panel unit kontrol di ruang Power House.
3. Mode operasi remote, yaitu sistem pengoperasian yang komputerisasi d
imana unit dioperasikan dari control desk di ruang kontol Switchy
ard yang berjarak sekitar 2 Km dari lokasi pembangkit listrik.
Dalam mengoperasikan seluruh unit pembangkit list
rik di Cirata, kami mengutamakan menggunakan mode operasi remote untuk mengoperasikan dan mengontrol semua sistem, karena lebih efisien dan efektif. Namun
demikian operator dilokasi rumah pembangkit selalu siap dengan mode operasi local auto maupun mode operasi local manual.
Gambar 4. Tampilan/Window dari Remote Operation Mode
PLTA Cirata mempunyai 4 bangunan utama yakni waduk atau bendungan sebagai tempat penampungan air, saluran air, powerhouse atau gedung unit pembangkit dan switchyard atau uni
Gambar 5. Terowongan Akses menuju Power House
2 komentar:
Untuk Teman2 yg membutuhkan KAYU BALSA, khususnya yg stik, Kami Menyediakan dengan berbagai Ukuran, silahkan berkunjung di tempat Kami http://kayubalsa.blogdetik.com
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Posting Komentar